IT & ICT Dalam Kurikulum
Pembelajaran Biologi
Sri Ratna Ningsih,
036112001
Abdullah,
Abdul Ghani Kanesan, 2006, Kesediaan Dan Keberkesanan Penggunaan Komputer dalam
Pengajaran dan Pembelajaran Biologi di Sebuah Sekolah Menengah, Jurnal
Pendidikan 2006, Universiti Sains Malaysia.
Dosen pengumpu: Resyi
A. Gani, S.Kom.,M.Pd.
Guru sebagai
pendidik sekaligus sebagai pengajar merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan setiap upaya peningkatan pendidikan yang diamanatkan di dalam
kurikulum. Pada setiap inovasi pendidikan yang direfleksikan melalui
pengembangan kurikulum mupun perubahan kurikulum dan peningkatan sumber daya
manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bertitik-tumpu pada guru.
Karena guru-lah sebagai ‘ujung tombak’ yang menentukan berhasil tidaknya maupun
maju mundurnya pendidikan di suatu negara. Hal ini menunjukkan betapa eksisnya
peran guru dalam dunia pendidikan. Guru yang profesional diantaranya adalah
guru yang mempunyai rasa percaya diri, mempunyai semangat belajar yang tinggi,
mempunyai keseriusan saat mengajar, dan dapat membangkitkan semangat dan
motivasi siswa untuk belajar (Usman, 2002). Dan menurut Undang-undang guru dan
dosen No. 14 tahun 2005 guru professional adalah guru yang mempunyai kompetensi
paedagogik (merencanakan, melaksanakan dan melaksanakan evaluasi pembelajaran),
kompetensi profesional (materi subjek, ICT dan PTK), kompetensi kepribadian
(tauladan, evaluasi kinerja sendiri dan menerima kritik) dan kompetensi sosial
(berkomunikasi, berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan dan memanfaatkan
ICT). Untuk menjadi guru professional sesuai yang diuraikan di atas tentu
memerlukan upaya yang tidak mudah dari guru.
Berkenaan dengan kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang disebutkan sebelumnya,
guru dituntut untuk bisa memberikan penjelasan materi tidak hanya dengan lisan
ataupun pengamatan yang dibebankan kepada siswa, tetapi guru juga harus mampu
menggunakan komputer (IT dan ICT) di dalam pembelajaran dan komunikasi
verbalnya kepada siswa. Guru profesional sudah selayaknya mampu menguasai IT
dan ICT di tengah derasnya arus globalisasi saat ini.
Pentingnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
biologi dewasa ini seakan sudah tidak terbantahkan lagi. Dahulu, boleh saja
pembelajaran biologi cukup dijelaskan tentang konsep-konsep maupun teori-teori
melalui penjelasan verbal ataupun dengan melakukan pengamatan praktikum. Namun
sekarang, bantuan komputer sangat dibutuhkan untuk bisa mennyelenggarakan
pembelajaran biologi yang baik serta menarik bagi siswa. Yang terpenting lagi
dengan majunya teknologi informasi, guru bisa terus memperbaharui materi ajar
up to date yang disesuaikan dengan perkembangan yang ada sekarang karena
mudahnya untuk mengakses informasi.
Pada akhirnya, IT dan ICT harus mendapatkan porsi yang signifikan di dalam
pengembangan kurikulum yang bersifat dinamis, inovatif, dan responsif khususnya
dalam pembelajaran biologi. Jika tidak, maka bukan mustahil dunia pendidikan di
Indonesia akan mengalami ketertinggalan yang semakin jauh dari negara-negara
lain di dunia. Dengan mengintegrasikan IT dan ICT di dalam kurikulum,
perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat bukan hanya sekadar mejadi
produk zaman, tetapi dapat dimanfaatkan langsung untuk meningkatkan kualitas
pendidikan melalui kurikulum yang mampu mengakomodir pembelajaran yang baik
lagi ideal bagi siswa, serta peran guru yang profesional yang cakap dalam
menggunakan teknologi.
·
IT (Information Technology) dan ICT (Information
Communication Technology)
Dunia digital
atau komputer atau sekarang orang menyebutnya dengan ICT (Information
Communication Technology) telah memaksa kita mengubah seluruh aspek kehidupan,
termasuk kehidupan belajar di sekolah dan kuliah atau semua orang yang terlibat
langsung atau tidak langsung di dalam pembelajaran (Suhil Achmad, 2008).
Teknologi
Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi.
Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian
informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi
tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama
penyimpanannya. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media. Teknologi informasi juga
didefinisikan sebagai teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), komputer,
komunikasi, dan elektronik digital. Istilah teknologi informasi mulai populer
pada akhir tahun 70-an. Sebelumnya istilah teknologi informasi biasa disebut
teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data
processing).
IT atau
Information Technology memberikan kontribusi yang luar biasa dalam hal
penyebaran materi informasi ke seluruh belahan dunia. IT merupakan suatu alat
globalisator yang luar biasa, salah satu instrumen vital untuk memicu
time-space compression, karena kontaknya yang tidak bersifat fisik dan
individual, maka ia bersifat massal dan melibatkan ribuan orang. Bayangkan
hanya dengan berada di depan komputer yang terhubung dengan internet, kita bisa
terhubung ke dunia virtual global untuk ‘bermain’ informasi dengan ribuan
komputer penyedia informasi yang kita butuhkan, yang juga terhubung ke internet
pada saat itu.
IT dan ICT sendiri sebagai sebuah produk kemajuan zaman yang serba modern,
telah banyak mengubah wajah dunia dan kehidupan manusia secara langsung. Sebuah
fenomena baru tengah terjadi dan berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tidak hanya kaum intelektual ataupun golongan eksklusif yang selama ini selalu
dekat dan mampu menjangkau dunia digital sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Namun, fenomena yang terjadi dewasa ini adalah kita dengan begitu gampangnya
mendapati sekelompok komunitas maupun individu-individu yang tengah terlarut
asik sedang berinteraksi dengan dunia digital. Tidak hanya orang dewasa yang
mengonsumsi dunia digital dalam sebahagian aktivitas hidupnya, melainkan
anak-anak juga sudah sedemikian akrabnya dengan kata komputer dan internet
sebagai perwujudan nyata dari IT dan ICT. Facebook dan twitter bukan lagi
sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi makanan pokok bagi sebagian anak-anak
dan remaja di dunia, khususnya di Indonesia. Bahkan sering kita mendengar
banyak orang tua yang merasa resah karena anaknya seperti sedang ‘ketergantungan’
dengan dunia virtual mereka sendiri.
Segala aspek kehidupan sepertinya telah disusupi perkembangan IT dan ICT,
termasuk di dalamnya dunia pendidikan. Pesatnya perkembangan IT, khususnya
Internet memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam
bidang pendidikan. Pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan bertujuan untuk
mendukung penyelenggaraan pendidikan, sehingga tersedia layanan informasi yang
lebih baik untuk peserta didik. Layanan pendidikan dapat dilaksanakan melalui
sarana internet. Misalnya berupa penyediaan materi pembelajaran secara online
dan materi tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Kondisi
pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan pada saat ini, baru memasuki tahap
mempelajari kemungkinan untuk pengembangan dan penerapan IT tersebut. Secara
teori, terdapat banyak manfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan dengan
pemanfaatan IT.
·
Pembelajaran Biologi
Biologi (ilmu
hayat) adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda
"biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani,
bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun 1970-an digunakan
istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab, artinya ilmu kehidupan). Ilmu
Biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam
terminologinya, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti
fenomena alam, dan mencakupi bidang yang sekarang disebut sebagai fisika,
biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Mata Pelajaran
Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun mata pelajaran IPA dan
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki
beberapa karakteristik yaitu:
1.
Mempelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena alam, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, Fenomena alam dalam mata pelajaran Biologi dapat
ditinjau dari objek, persoalan, tema, dan tempat kejadiannya.
2.
Struktur keilmuan Biologi menurut BSCS (Biological Science Curriculum Study),
Biologi memiliki objek berupa kerajaan/kingdom: (a) Plantae (tumbuhan), (b)
Animalium (hewan), dan (c) Protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari tingkat
molekul, sel, jaringan dan organ, individu, populasi, komunitas, sampai tingkat
bioma. Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar yaitu: (a) Biologi (sains)
sebagai proses inkuiri/penemuan (inquiry), (b) sejarah konsep biologi, (c)
evolusi, (d) keanekaragaman dan keseragaman, (e) genetika dan keberlangsungan
hidup, (f) organisme dan lingkungan, (g) perilaku, (h) struktur dan fungsi, dan
(i) regulasi.
3.
Pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan penyelidikan/eksperimen sebagai bagian
dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap
ilmiah. sikap ingin tahu, dengan kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun
konsep, prinsip, teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih
untuk berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen.
4.
Keterampilan proses dalam Biologi mencakup keterampilan dasar dan keterampilan
terpadu. Keterampilan dasar meliputi keterampilan mengobservasi,
mengklasifikasi, berkomunikasi, melakukan pengukuran metrik,
memprediksi/meramal, membahas, menyimpulkan, dan mengomunikasikan secara
tertulis maupun lisan.
Dalam proses
pembelajaran biologi diperlukan adanya suatu model dan pendekatan pembelajaran
yang jelas, efektif dan humoris serta media yang digunakan sebagai alat dan
bahan kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media
auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti
pengucapan (pronounciation) bahasa asing.
Kendala utama
yang dirasakan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi di kelas
adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu terutama dalam
penggunaan metode dan media serta evaluasi pembelajaran. Dimana menurut siswa
metode yang dominan digunakan hanya ceramah dan tanya jawab, sedangkan medianya
hanya meliputi papan tulis dan spidol sebagai alat tulis. Oleh karena itu demi
mendorong siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Biologi, maka
harus ada pemanfaatan media pembelajaran yang relevan, terutama pemanfaatan
media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
·
IT dan ICT dalam Bidang Pendidikan
Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan, dari pendidikan
tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Ada
pendapat yang meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan
mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan
berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap
akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Kecenderungan
dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah berkembangnya pendidikan
terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning). Kemudahan untuk
menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai
strategi utama. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam
sebuah jaringan. Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru,
laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak
buku. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM
Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan
adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat
ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan
media internet untuk menghubungkan antara siswa dengan gurunya, maupun
mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai siswa/mahasiswa secara online, melihat
jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan guru/dosen dan sebagainya,
semuanya itu sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam distance learning yang
selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara pendidik dan
peserta didik. Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk
melakukan interaksi antara guru dan siswa baik dalam bentuk real time (waktu
nyata) atau tidak.
Mewujudkan ide
dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web
based distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang
memanfaatkan metode ini. Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer
yang diperlukan tapi juga berbagai kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat
mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat dari kesiapan sarana pendukung
misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan lagi.
Kondisi
pemanfaatan IT dalam bidang pendidikan pada saat ini, baru memasuki tahap
mempelajari kemungkinan untuk pengembangan dan penerapan IT tersebut. Secara
teori, terdapat banyak manfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan dengan
pemanfaatan IT. Namun dalam kondisi nyata, pemanfaatan IT dalam
bidang pendidikan masih belum optimal.
Hal ini
disebabkan karena terdapat beberapa kendala penerapan IT di bidang pendidikan.
Kendala tersebut antara lain adalah kemampuan tingkat manajerial di pemerintah
yang sebagian besar tidak memiliki basis teknologi informasi khususnya
teknologi internet, sehingga banyak sekali pekerjaan yang lebih efisien dengan
penerapan teknologi informasi tidak dilirik atau bahkan dihindari penerapannya.
Selanjutnya, tidak terdapat komitmen yang kuat dari pemerintah yang
mengakibatkan kacaunya penerapan teknologi informasi khususnya teknologi
internet di lingkungan pendidikan. Kalaupun institusi pendidikan ditekan untuk
memanfaatkan teknologi informasi, biasanya kepala atau pimpinan institusinya
tidak mengetahui dengan persis apa yang harus mereka lakukan, sehingga akhirnya
mencari konsultan yang berbasis vendor tertentu dan berakibat seluruh proyeknya
dikuasai oleh keuntungan semata, bukan menomorsatukan pemanfaatannya. Kemudian
yang menjadi kendala penerapan IT di bidang pendidikan adalah alasan klise yang
memang nyata, yaitu terlalu luasnya Indonesia, sehingga penerapannya IT belum
merata. Masih banyak sarana- sarana di sekolah yang belum memadai untuk
penerapan IT. Bagaimana mungkin sebuah sekolah akan menerapkan pembelajaran
dengan media IT, jika masalah penyediaan komputer saja masih belum dapat
diatasi
Keterbatasan
biaya dan tenaga operasional juga menjadi kendala. Untuk bisa memanfaatkan IT
tentu perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media tersebut, karena tidak
setiap guru mampu mengoperasikan media IT. Untuk sekolah yang mempunyai
kemampuan baik tenaga maupun biaya tentu tidak akan menjadi masalah, namun bagi
sekolah yang miskin dan tenaga gurunya pas-pasan, kondisi ini merupakan masalah
baru yang sulit diatasi.
Ada beberapa
solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Antara lain, perlu disadari dan
dipahami betul bahwa pemerintah punya peran yang sangat penting dalam
peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komputer untuk kemajuan bangsa
Indonesia. Dibutuhkan komitmen dan kesungguhan dari pemerintah untuk
menerapakan IT dalam bidang pendidikan. Lembaga pemerintah seperti
Pustekkom, yang mengemban misi untuk berperan serta aktif dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan nasional dan pengembangan sumber daya
manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi komunikasi dan
informasi, harus lebih dioptimalkan lagi kinerjanya. Kemudian , perlu diadakan
penyuluhan-penyuluhan dan pencerdasan kepada masyarakat tentang manfaat
penerapan IT terutama di dalam bidang pendidikan. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat Indonesia dalam pemanfaatan teknologi
informasi. Guru-guru di sekolah hendaknya juga diberikan pelatihan agar dapat
mengelola media pendidikan dengan IT, dengan demikian tidak diperlukan lagi
tenaga khusus untuk pemeliharaaan media IT dan biaya yang dikeluarkan pihak
sekolah pun akan berkurang. Untuk masalah infrastruktur yang belum merata di
seluruh daerah, tentu sebagian besar merupakan tanggung jawab pemerintah. Namun
untuk daerah-daerah yang sulit terjangkau oleh teknologi informasi, perlu
diterapkan penggunaan alat-alat teknologi alternatif yang pada saat ini telah
banyak ditemukan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, agar
dapat merasakan manfaat dan kemudahan yang diberikan oleh teknologi informasi.
·
IT dan ICT dalam Pembelajaran Biologi
Pendekatan
penggunaan komputer dalam aktivitas pengajaran dan pembelajaran biologi
khususnya dapat membuka peluang inkuiri yang otentik di dalam pelaksanaannya.
Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mempraktekkan secara
langsung apa yang dipraktekkan oleh ahli sains dan sering melibatkan penggunaan
berbagai media pendukung dan peralatan saintifik untuk membina pengetahuan
saintifik mereka sendiri melalui komputer, jadi pembelajaran yang terjadi bukan
hanya sekedar pembelajaran mengingat. Proses ini akan menghasilkan pengetahuan
dan pengalaman yang dapat menjangkau batasan ruang kelas. Selain itu penggunaan
media teknologi informasi dapat memperbesar sense of curiosity siswa-siswa
sebagai pembelajar aktif. Jadi tidak lagi berorientasi pada pembelajaran pasif
selama ini, dimana siswa menunggu pengetahuan apa yang akan diberikan oleh
gurunya kepada mereka.
Pendidikan
merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM. Akses setiap guru untuk
meningkatkan kapasitas diri dengan terus belajar teknologi, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi harus dibuka seluas-luasnya karena pendidikan
merupakan hak asasi warganegara. Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan,
mengadaptasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan.
Ada tiga hal
penting yang harus dipikirkan ulang dalam modernisasi pendidikan melalui
kurikulum, yaitu:
1.
Bagaimana kita belajar (how people learn)
2.
Apa yang kita pelajari (what people learn)
3.
Kapan dan dimana kita belajar (when and where people learn)
Dengan
mencermati jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut, maka jelaslah bahwa peranan
teknologi informasi dalam bidang pendidikan dapat dirumuskan di dalam
kurikulum. Salah satu permasalahan utama pendidikan adalah disparitas mutu
pendidikan khususnya yang berkaitan dengan hal berikut:
1.
Ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara
kuantitas maupun kualitas, serta kesejahteraannya;
2.
Sarana prasarana belajar yang belum tersedia, dan bilapun tersedia belum
didayagunakan secara optimal;
3.
Pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran;
4.
Proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif;
5.
Penyebaran sekolah yang belum merata, ditandai dengan belum meratanya
partisipasi pendidikan antara kelompok masyarakat, seperti masih terdapatnya
kesenjangan antara penduduk kaya dan miskin, kota dan desa, laki-laki dan
perempuan, antar wilayah
Permasalahan
tersebut bertambah pelik karena tidak didukung dengan komponen-komponen utama
pendidikan seperti kurikulum, sumber daya manusia pendidikan yang berkualitas,
sarana dan prasarana, serta pembiayaan. Oleh karena itu pemerintah Indonesia
mengeluarkan kebijakan berupa pergantian kurikulum untuk menghasilkan output
pendidikan yang semakin baik. Sejak tahun 1947 kurikulum pendidikan telah mengalami
pergantian sebanyak tujuh kali, yang diterapkan dalam dunia pendidikan di
Indonesia yaitu kurikulum 1947, 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, serta kurikulum
yang lebih menekankan pada kompetensi peserta didik yaitu berupa Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 yang mulai diuji cobakan mulai
tahun 2004 (Rustaman, 2004).
Standar
nasional pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan kurikulum.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tentang standar isi dan standar kompetensi
lulusan merupakan sebagian acuan yang digunakan sekolah dalam menyusun
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 menyebutkan
bahwa standar nasional pendidikan yang terdiri dari standar isi, stadar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan.
Kebijakan
kurikulum 2004 ternyata belum mampu untuk menjawab kebutuhan global sehingga
lahir kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yang berdasarkan atas potensi wilayah atau daerah.
Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan standar nasional memerlukan
langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat dan
teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar; analisis mengenai kebutuhan
dan potensi peserta didik, masyarakat, dan lingkungan; serta analisis peluang
dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang akan datang dengan
dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.
Upaya untuk
memajukan pendidikan di suatu negara tidak terlepas dari peran seorang guru
sehingga guru memegang peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan
suatu proses pembelajaran.
Terdapat tiga
komponen penting yang menentukan kualitas pendidikan dan berperan langsung
dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.
Siswa, merupakan subyek yang berperan dalam mencari pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan yang berkaitan dengan pengetahuan yang dicari, sedangkan tugas
siswa yaitu belajar untuk mengubah pola pikir.
2.
Guru, merupakan subyek yang memiliki peran, tugas, serta kewenangan dalam
proses mengajar. Di sini guru berperan sebagai pengatur kelas, penyampai
informasi dan sebagai evaluator terhadap keberhasilan siswa dalam menyerap
pelajaran.
3.
Proses pembelajaran, adalah proses yang memungkinkan kedua komponen tersebut
(siswa dan guru) saling berinteraksi, melalui materi pelajaran yang perlu
dikuasai guru dengan memperhatikan kesiapan siswa.
Pembelajaran
merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu
memfasilitasi belajar orang lain. Pembelajaran juga merupakan penyampaian suatu
informasi melalui beberapa model pembelajaran dan aktivitas yang diarahkan
untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar secara spesifik dan sesuai yang
diharapkan. Pembelajaran melibatkan beberapa hal yang terkait secara langsung
dan berdampak terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Dari ketiga
komponen tersebut, guru merupakan faktor utama yang perlu mendapatkan prioritas
lebih besar karena guru berperan sebagai penyampai informasi, pengelola kelas
(learning manager), dan sebagai evaluator. Media pembelajaran juga memengaruhi
terhadap keefektifan dan kelancaran proses pembelajaran karena media berperan
sebagai sarana untuk mempermudah dalam mencapai tujuan dalam proses
pembelajaran.
Biologi
sebagai ilmu yang cakupannya sangat kompleks, memerlukan media yang benar-benar
mampu men-translate ilmu dari pendidik ke peserta didik. Penggunaan komputer
sebagai media pembelajaran Biologi adalah untuk tujuan berikut:
1.
Untuk Tujuan Kognitif, dimana komputer dapat mengajarkan konsep-konsep, aturan,
prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga
dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana melalui penggabungan visual
dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran
mandiri.
2.
Untuk Tujuan Psikomotor, yaitu bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia
kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat,
simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
3.
Untuk tujuan Afektif, bila program didesain secara tepat dengan memberikan
potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran
sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer. Adapun media yang
bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi yang berbasis teknologi informasi
adalah media video dan komputer.
Media komputerisasi
merupakan salah satu media yang perlu dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi,
karena selain kemudahan dalam pembelajaran, media ini juga lebih mampu
menstimulus peserta didik untuk menangkap materi yang disampaikan.
Kesejahteraan bangsa tidak hanya diukur pada sumber daya alam dan modal yang
bersifat fisik tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial dan kepercayaan.
Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus, memutakhirkan pengetahuan
khususnya ilmu biologi menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan sangat memengaruhi
ekonomi bangsa. Oleh karena itu bangsa yang berhasil adalah bangsa yang
berpendidikan dengan mutu yang tingggi. Tentunya semua itu bisa terwujud jika
dimulai dengan suatu perencanaan kurikulum yang baik dan ideal serta dinamis.
Dalam upaya
meningkatkan standar mutu, peran pendidik untuk meningkatkan proses
pembelajaran dengan lebih mementingkan pada strategi pembelajaran. Strategi
tersebut mempunyai tujuan agar pembelajaran lebih berjalan produktif, bermakna
dan menyenangkan. Pada prinsipnya belajar akan lebih bermakna jika anak mampu
melaksanakan suatu proses atau praktek.
Banyak konsep
pada pembelajaran biologi membutuhkan pemikiran dari pendidik untuk memberikan
pengalaman secara langsung karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan
sejumlah ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami konsep. Untuk itulah
sangat diperlukan pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi komunikasi
sebagai media yang mampu menjawab tuntutan tadi, sekaligus juga mampu mengikuti
perkembangan zaman yang menuntut kecepatan informasi yang semakin tanpa batas.
Meningkatnya
mutu pendidikan terlihat dari kualitas pembelajaran. Untuk itu pemanfaatan
teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan perlu diperhatikan. Untuk
menjawab tantangan dunia, sudah saatnya pendidikan di negeri ini berfasilitas
dan berbasis pada teknologi dan informasi. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi, tentunya semakin banyak media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan
dan diadakan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas tertinggi.
Mengenalkan IT kepada dunia pendidikan kita melalui kurikulum dapat menjadi
stimulan untuk memutarbalik proses pemunduran yang terjadi. Seiring dengan
pesatnya perkembangan teknologi, informasi menjadi semakin “berlimpah ruah” dan
urgensi untuk mendapatkannya juga semakin meningkat. Namun kekayaan informasi
yang segudang ini apabila tidak disertai dengan kunci gudangnya maka percuma
saja. Maka diperlukan kunci untuk membuka gudang informasi ini, yakni IT. Namun
untuk mencegah “kebanjiran” informasi, diperlukan tenaga edukatif sebagai
pengontrol langsung di lingkungan akademik dan orang tua di lingkungan rumah
untuk bersama-sama memberikan penjelasan secara gamblang tidak ditutup-tutupi
kepada peserta didik. Sehingga dengan demikian mereka mendapatkan informasi
yang tepat dan berguna. Guru dan dosen menjadi moderator yang akan membimbing
murid-muridnya untuk mencari pengetahuannya sendiri melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya.
Pada akhirnya, kemajuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi akan
berjalan seiring dengan maju dan berkembangnya pembelajaran biologi. Tidak bisa
dipungkiri, peran media komputer dan internet menjadi sangat penting pada era
digital sekarang ini. Peran guru biologi yang tadinya sangat vital, perlahan
kini mulai terganti oleh adanya dunia digital yang memudahkan siapa saja,
khususnya siswa untuk mengali lebih banyak informasi-informasi tentang kemajuan
dunia biologi. Dengan demikian, siswa yang dituntut aktif untuk mengeksplorasi
kekayaan informasi dan ilmu yang ada di internet yang jumlahnya tidak terbatas.
Tentunya harus tetap ada peran guru untuk bisa mengontrol siswa-siswanya agar
tidak melampaui batas dan tetap memperhatikan norma, etika dalam memanfaatkan
teknologi yang mau tidak mau memang senantiasa hadir dan mengambil bagian
penting dalam kehidupan kita di masa mendatang
Pada akhirnya, perencanaan kurikulum yang disusun secara apik dan
terintegerasimutlak untuk diterapkan dalam pendidikan di Indonesia dari kita
dari negara lain. Kita harus tetap optimis bahwa pada suatu masa nanti,
pendidikan Indonesia akanpendidikan dunia di masa datang yang berbasis pada IT
dan ICT.
Daftar
Pustaka
Abdullah,
Abdul Ghani Kanesan, 2006, Kesediaan Dan Keberkesanan Penggunaan Komputer dalam
Pengajaran dan Pembelajaran Biologi di Sebuah Sekolah Menengah, Jurnal
Pendidikan 2006, Universiti Sains Malaysia.
http://goresandilangitlangit.blogspot.com/2010/05/antara-dunia-it-dan-ilmu-biologi.html
(Diakses tanggal 24 juli 2014)
http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/teknologi-informasi-sebagai-media.html
(Diakses tanggal 24 juli 2014)
Rustaman, N.
dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : Jurusan Pendidikan
Biologi FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Suhil Achmad,
Said, 2008, Pengantar Information Communication Technology (ICT) dalam
Pembelajaran yang Menyenangkan, Pekan Baru: Pelatihan ICT untuk Dosen PGSD
Universitas Riau.
Usman, U,
2002, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar