Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah
payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan dan sebagai
alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi
adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi
dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi
antar media.
TIK
menjadi simbol kemajuan bagi sebuah bangsa, maka tak heran kalau TIK
menjadi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh pelajar saat ini. TIK
menjadi sesuatu yang mutlak untuk dikuasai untuk mengejar ketertinggalan
teknologi bangsa Indonesia. Bahkan di berbagai lembaga pendidikan saat
ini pasti akan memprioritaskan dan menambah pelajaran TIK dalam jadwal
pelajarannya serta memperbanyak media-media yang membantu pengembangan
pembelajaran. Perkembangannya yang sangat cepat dan pesat menuntut semua
komponen lembaga pendidikan harus mampu mengejarnya, tak terkecuali
tenaga pendidik.
Kehadiran
TIK akan memperkuat model pembelajaran yang berpusat pada pelajar di
samping yang sudah berkembang secara konvensional. Ini sebagaimana
diramalkan oleh Wrigley bahwa pada saatnya ketika datang era informasi,
peran tenaga pendidik akan berkurang seiring makin pesatnya penggunaan
komputer berbasis jaringan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kehadiran
TIK bagi sebagian kalangan akan memberi jawaban terhadap persoalan
pendidikan, misalnya menambah kekayaan media pembelajaran dari yang
sudah ada. sementara menurut penelitian dari PBB, Indonesia menempati
urutan ke 106 dari 180 negara yang disurvai dalam hal penggunaan IT.
Namun penelitian di Amerika sendiri menyatakan bahwa di negara pusat
teknologi ini juga tidak merata dalam penggunaan IT dalam pendidikan.
Dalam
menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien menjadi
acuan acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan
menambah beban materi dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada
gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan terjadi di era informasi ini.
Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai ke pelosok
pedesaan. Kehadiran teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan
pengelolaan yang tepat. TIK yang sudah menyatu kehadirannya dengan
masyarakat menjadi sesuatu yang harus dimuati nilai baik. Maka tugas
tenaga pendidik untuk menangkap kehadiran TIK ini menjadi sesuatu yang
positif dan berdaya guna bahkan menjadi bernilai ekonomis (ergonomis).
2.2. Pengintegrasian atau Manfaat TIK ke dalam Proses Pembelajaran Biologi
Secara
umum dengan terintegrasikannya kelas dengan ICT maka sangat
dimungkinkan bahwa kelas bisa dibawa ke kancah global. Kelas bisa
terhubung tanpa sekat dengan kelas yang lain, bahkan “dunia lain”.
Dengan demikian pembatasan dan konsepnya harus jelas. Untuk apakah
penggunaan ICT dalam kelas? Apakah akan belajar menggunakan ICT ataukan
Menggunakan ICT untuk belajar? Idealnya tentu adalah bagaimana
memanfaatkan ICT untuk belajar. Sehingga pengintegrasian teknologi TIK
dalam proses belajar untuk semua bidang salah satunya adalah pendidikan
khususnya dalam Biologi, mengintegrasikan TIK ke dalam proses
pembelajaran sama maknanya dengan menggunakan TIK untuk belajar (using
ICTs to learn) sebagai lawan dari belajar menggunakan TIK (learning to
use ICTs). Belajar menggunakan TIK mengandung makna bahwa TIK masih
dijadikan sebagai objek belajar atau mata pelajaran. Sebenarnya, UNESCO
mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK dalam pembelajaran kedalam empat
tahap sebagai beirkut:
1. Tahap emerging, baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dalam Biologi.
2. Tahap
applying, satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai
obyek untuk dipelajari (mata pelajaran) hal ini dilakukan agar peserta
didik dapat memanfaatkan TIK yang sedang berkembang saat ini, untuk
mendapatkan informasi tentang Biologi dengan cepat dan mudah.
3. Pada
tahap integrating, TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum
(pembelajaran) untuk menujang pembelajaran Biologi agar lebih mudah
diserap atau mudah dimengerti oleh peserta didik dalam pembelajaran
Biologi.
4. Tahap transforming merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan atau evolusi pendidikan.
TIK
diaplikasikan secara penuh, baik untuk proses pembelajaran Biologi,
untuk menunjang sarana belajar khususnya dalam ruang lingkup Biologi.
Maka perlu adanya Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Biologi.
ini sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society).
Maka perlu adanya Pengintegrasian TIK ke dalam Proses Pembelajaran Biologi.
ini sangat berkaitan erat dengan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia untuk siap memasuki era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Tahun 2020 Indonesia akan memasuki era perdagangan bebas (AFTA). Pada masa itu, masyarakat Indonesia harus memiliki ICT literacy yang mumpuni dan kemampuan menggunakannya untuk meningkatkan produktifitas (knowledge-based society).
Pengintegrasian
TIK ke dalam proses pembelajaran Biologi dapat meningkatkan ICT
literacy, membangun karakteristik masyarakat berbasis pengetahuan
(knowledge-based society) pada diri siswa, disamping dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran Biologi itu sendiri. Dalam
pembelajaran Biologi selalu diadakan kegiatan praktikum untuk menujang
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahan atau contoh yang
nyata, misalnya praktikum tentang morfiologi tumbuhan disana para
peserta praktikum membawa bahan yang akan di praktikumkan.
Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran Biologi memiliki beberapa tujuan utama:
1. Untuk
membangun ”knowledge-based society habits” dalam Biologi seperti
kemampuan memecahkan masalah (problem solving) tentang Biologi kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mencari informasi tentang Biologi,
mengoleh/mengelola informasi tersebut ,dan mengubahnya menjadi
pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada oranglain.
2. Untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy) untuk kelancaran proses belajar dalam ruang lingkup biologi.
3. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran Biologi.
Maka untuk mendorong kesiapan SDM di era global melalui pendidikan di sekolah, maupun di perguruan tinggi, pengintegrasian TIK kedalam proses pembelajaran perlu dilakukan untuk.
Maka untuk mendorong kesiapan SDM di era global melalui pendidikan di sekolah, maupun di perguruan tinggi, pengintegrasian TIK kedalam proses pembelajaran perlu dilakukan untuk.
4. Meningkatkan
propesional guru dalam meningkatkan sumber daya manusia agar tidak
gagap dan ketinggalan dalam penggunaan TIK di sekolah khususnya dalam
mendalami TIK biologi.
5. Mengubah
sekolah di Indonesia menjadi institusi pembelajaran yang kreatif dan
dinamis sehingga murid-murid menjadi pembelajaran yang lebih
termotivasi, selalu ingin tahu dan kreatif khususnya dalam pengembangan
pembelajaran biologi.
Mengintegrasikan manfaat TIK dalam belajar Biologi
terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan guru Biologi ketika merencanakan pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan TIK, yaitu:
terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan guru Biologi ketika merencanakan pembelajaran Biologi yang mengintegrasikan TIK, yaitu:
1. Pendekatan
topik (theme-centered approach); Pada pendekatan ini, topik atau satuan
pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Secara sederhana langkah yang
dilakukan adalah: Menentukan topik tentang Biologi.
a. Menentukan tujuan pembelajaran Biologi yang ingin dicapai; dan
b. Menentukan
aktifitas pembelajaran Biologi dan software (seperti modul. LKS,
program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll)
yang relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran Biologi tersebut.
2. Pendekatan Software (Software-centered Approach);
menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran Biologi yang relevan dengan software yang ada tersebut. MSWord. Atau kalau perlu mempresentasikan hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.
menganut langkah yang sebaliknya. Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi software (seperti bku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar on-line di internet, dll) yang ada atau dimiliki terlebih dahulu. Kemudian menyesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran Biologi yang relevan dengan software yang ada tersebut. MSWord. Atau kalau perlu mempresentasikan hasilnya dengan menggunakan MSPowerpoint.
2.3. Kegunaan TIK dalam Pembelajaran Biologi
Secara
teoretis menurut pendapat Jonasen TIK memainkan peran yang sangat luar
biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar dalam lingkup Biologi
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Active; memungkinkan siswa atau mahasiswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar Biologi yang menarik dan bermakna.
2. Constructive;
memungkinkan siswa atau mahasiswa dapat menggabungkan ide-ide baru
kedalam pengetahuan Biologi yang telah dimiliki sebelumnya untuk
memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada
dalam benaknya.
3. Collaborative;
memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling
bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi
masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4. Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Conversational;
memungkinkan proses belajar Biologi secara inherent merupakan suatu
proses sosial dan dialogis dimana siswa atau mahasiswa memperoleh
keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar jam
pelajaran.
6. Contextualized;
memungkinkan situasi belajar Biologi diarahkan pada proses belajar
Biologi yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based
atau case-based learning”.
7. Reflective;
memungkinkan siswa atau mahasuswa dapat menyadari apa yang telah ia
pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian
dari proses belajar Biologi itu sendiri.
Dengan
kata lain, TIK memungkinkan pembelajaran Biologi dapat disampaikan
untuk berbagai modalitas belajar Biologi(multisensory), baik audio,
visual, maupun kinestetik . dengan kemajuan TIK memungkinkan
pembelajaran Biologi disampaikan secara interaktif dan simulatif
sehingga memungkinkan siswa atau mahasiswa belajar secara aktif. TIK
juga memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi
(seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara
tidak langsung meningkatkan ”ICT literacy”.
Pemanfaatan
ICT ini secara umum bertujuan menghubungkan murid-murid dengan jaringan
pengetahuan dan Informasi. Selain itu mengembangkan sikap dan kemampuan
murid-murid untuk belajar sepanjang hidup (long life education).
Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK baik yang
bersifat off line mau pun on line, bisa dimanfaatkan sebagai bahan
masukan bagi pihak-pihak yang berminat. Penggunaan dan pemanfaatan
internet dalam dunia pengajaran sangat membantu dalam meningkatan
kuantitas peserta didik. Dalam kebijakan Nasional TIK menjadi Kunci
dalam dua hal yaitu:
1. Effisiensi proses
2. Memenangkan Kompetisi.
Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini ICT, adalah sebagai berikut:
1. Efektif
dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi
ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu,
kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan demikian,
penggunaan ICT yang justru membebani akan berakibat tidak berjalannya
pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Optimal.
Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai
“lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT
adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan dan
keterbukaan.
3. Menarik.
Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan
memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan
memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra
produktif untuk pembelajaran.
4. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.
Dengan
menggunakan ICT tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan
kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka.
Seorang anak yang mempunyai kretaivitas tinggi tentunya berbeda dengan
pelajar yang mempunyai kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai
kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan
cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan pelajar
yang berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam
pembelajaran. Pelajar yang kurang kreativitas tidak akan bisa dengan
cepat menyelesaikan tugas, dan apabila kesulitan dalam membuat tugas
pelajar tersebut terlambat reaksinya untuk bertanya kepada orang lain.
Dengan
demikian tujuan ICT akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri
ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan ICT justru tidak menjadi
penghambat dalam pembelajaran namun akan memberikan manfaat yang lebih
dalam pembelajaran.
2.4. Penggunaan ICT dalam Pengajaran dan Pembelajaran Biologi
(a) Tutorial
ICT
digunakan untuk pembelajaran tutorial apabila digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pelajaran berdasarkan urutan-urutan yang
telah ditetapkan.
Pembelajaran tutorial meliputi :
1. Pembelajaran ekspositori yaitu penjelasan terperinci mengenai materi yang sedang berjalan.
2. Demonstrasi
dan latihan. Mengajak siswa untuk terlibat dalam proses belajar dengan
mendekatkan mereka ke alam atau lapangan kemudian memberikan soal
latihan sebagai tes pemahaman.
(b) Eksplorasi
Penggunaan ICT untuk pembelajaran berlaku apabila ICT digunakan sebagai media untuk :
1. Mencari dan mengakses informasi dari internet mengenai topik biologi.
2. Melihat demonstrasi sesuatu kejadian sesuai urutan dengan soft ware dan hard ware dengan video atau animasi.
(c) Alat aplikasi.
ICT
dikatakan sebagai alat aplikasi apabila membantu murid melaksanakan
tugas Contoh : membuat dan menganalisa proses fhotosintesis.
(d) Komunikasi
ICT
dikatakan sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara tenaga
pendidik dengan murid dalam mengirim,dan menerima informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar